Gaya Permulaan Awal dari Musik Rock
Rock and Roll adalah gaya musik populer yang berasal dari Amerika Serikat pada pertengahan 1950-an. Genre ini berevolusi menjadi gaya internasional yang lebih luas pada pertengahan 1960-an, dikenal sebagai musik rock. Meskipun begitu, istilah rock and roll tetap digunakan untuk menyebut musik rock.
Rock and Roll seringkali dijelaskan sebagai perpaduan antara musik country dan rhythm and blues. Namun, jika memang semudah itu, rock and roll pasti sudah ada jauh sebelum menjadi terkenal. Biji-bijinya sudah tertanam selama beberapa dekade, tetapi baru mekar pada pertengahan 1950-an. Hal ini didorong oleh perpaduan dinamis budaya kulit hitam dan daya beli masyarakat kulit putih. Grup vokal kulit hitam seperti The Dominoes dan The Spaniels mulai menggabungkan harmoni ala musik gospel dan nyanyian saling sahut-menyahut dengan tema yang lebih membumi serta ritme rhythm and blues yang lebih energik.
Radio Rock and Roll Pertama Kali di Dunia
Pelopor suara baru ini adalah para penyiar radio seperti Alan Freed (Cleveland, Ohio), Dewey Phillips (Memphis, Tennessee), dan William (“Hoss”) Allen (WLAC, Nashville, Tennessee). Mereka menciptakan radio rock-and-roll dengan memutar piringan hitam bergenre rhythm and blues yang energik dan blues yang agak vulgar. Ini memperkenalkan para remaja kulit putih pinggiran kota ke budaya yang terdengar lebih eksotis, mendebarkan, dan terlarang daripada apa pun yang pernah mereka alami. Pada tahun 1954, suara ini terwujud dalam sosok seorang penyanyi: Elvis Presley, penyanyi kulit putih tampan yang suaranya terdengar seperti pria kulit hitam.
Selerah Musik yang Tidak Terpaku pada Satu Genre
Selera musik Elvis yang tak terpaku pada genre tertentu mencakup semuanya, mulai dari musik country yang ceria, blues yang melankolis, hingga ballad penyanyi pop. Namun, rekaman awal Elvis bersama produser Sam Phillips, gitaris Scotty Moore, dan pemain bass Bill Black di Memphis lebih mengedepankan perasaan daripada gaya musik tertentu. Selama beberapa dekade, orang Afrika-Amerika menggunakan istilah rock and roll sebagai kiasan untuk seks, dan musik Elvis pun terasa penuh sensualitas. Elvis bukanlah satu-satunya artis dengan gaya ini, tetapi dia jelas menjadi katalisator dalam penggabungan budaya kulit hitam dan kulit putih menjadi sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih kompleks daripada keduanya.
Artis Rhythm and Blues
Setelah kemunculan Elvis, musik penyanyi kulit hitam seperti Fats Domino, Little Richard, Chuck Berry, dan Bo Diddley, yang mungkin dianggap sebagai artis rhythm and blues hanya beberapa tahun sebelumnya, sejajar dengan lagu-lagu beraroma rockabilly dari penyanyi kulit putih seperti Buddy Holly, Eddie Cochran, dan Jerry Lee Lewis. Ini terjadi sebagian karena mereka semua kini menargetkan penonton yang sama: para remaja. Bagi pemuda kulit putih Amerika, musik baru ini menjadi soundtrack pemberontakan, meskipun sifatnya ringan. Ketika Bill Haley and His Comets membuka film tahun 1955 “Blackboard Jungle” dengan lagu “Rock Around the Clock,” para remaja di bioskop seluruh Amerika Serikat hentak-hentakan di kursi mereka. Bintang film seperti Marlon Brando dalam “The Wild One” (1953) dan James Dean dalam “Rebel Without a Cause” (1955) menampilkan pemberontakan remaja yang murung dan tercermin dalam musik. Budaya rock and roll yang sedang berkembang ini menuai kecaman dari para pemimpin agama, pejabat pemerintah, dan kelompok orang tua. Mereka menyebutnya sebagai “musik setan.”
Industri musik merespons dengan membuat produk yang lebih aman. Mereka meminta artis berpenampilan rapi dan tidak mengancam seperti Pat Boone untuk merekam versi lagu Little Richard yang lebih kalem. Mereka juga menciptakan banyak penyanyi pria muda tampan seperti Frankie Avalon dan Fabian yang menjadi idola remaja. Mereka pada dasarnya berperan sebagai Perry Como dan Bing Crosby untuk generasi pendengar baru. Menjelang akhir 1950-an, Elvis direkrut menjadi tentara, Holly meninggal dalam kecelakaan pesawat, dan Little Richard beralih ke musik gospel. Era emas rock and roll pun berakhir. Musik memasuki fase transisi yang ditandai dengan pendekatan yang lebih canggih: tembok suara orkestra yang diciptakan oleh Phil Spector, single “pabrik hit” yang diproduksi oleh Motown Records, dan fantasi berselancar penuh harmoni dari Beach Boys. Pada pertengahan 1960-an, kecanggihan ini memberi musik kebebasan yang lebih besar daripada sebelumnya, dan musik pun terfragmentasi menjadi berbagai gaya yang kemudian dikenal hanya sebagai rock.